Minggu, 10 Mei 2009

Proposal Penelitian Tindakan Kelas

UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGETIK 10 JARI MELALUI METODE LATIHAN SECARA KELOMPOK
DALAM PEMBELAJARAN MENGETIK MANUAL
SISWA TINGKAT I ADMINISTRASI PERKANTORAN
SMK BHAKTI KARYA 1 MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2008/2009


Suatu Penelitian Tindakan Kelas






Peneliti :
WIWIEK MAFTUHAH JAZIROH, S.Pd.





SMK BHAKTI KARYA 1 MAGELANG
TAHUN 2 0 0 9


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah


Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya,agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan ketrampilan maka harus : memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahlian dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan tehnolgi, memiliki etos kerja yang tinggi,dan mampu berkomunikasi sesuai tuntutan pekerjaan serta memiliki kemampuan mengembangkan diri.
Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan tercapainya tujuan tersebut, dikembangkan suatu sistem pendidikan berbasis kompetensi, yaitu sistem pendidikan yang memadukan semua aspek yang saling berkaitan untuk mencapai standar kompetensi skill, knowledge dan ability. Ketrampilan mengetik 10 jari merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa program keahlian Administrasi Perkantoran. Ketrampilan mengetik 10 jari ini mampu menjadi ketrampilan plus bagi siswa dalam memenuhi tuntutan dunia kerja saat ini. Di mana ketrampilan mengetik ini hampir diaplikasikan dalam semua aspek kegiatan di kantor.
G.R. Terry dalam penelitiannya terhadap perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa waktu kerja dalam perusahaan tersebut dipergunakan untuk 7 macam kegiatan yang pokok dengan perbandingan jatahnya dalam prosentase sebagai berikut:
1) Typing (Mengetik) 24,6 %
2) Calculating (Menghitung) 19,5 %
3) Checking (Memeriksa) 12,3 %
4) Filing (Menyimpan warkat) 10,2 %
5) Telephoning (Menelepon) 8,8 %
6) Duplicating (Menggandakan) 6,4 %
7) Mailing ( Mengirim surat) 5,5 %
8) Other (Lain-lain) 12,7 % +
100 %
Dari hasil penelitian tersebut, jelaslah bahwa mengetik memegang prosentase yang paling besar yaitu 24,6 %. Hal ini berarti bahwa dalam setiap kegiatan yang dilakukan dikantor, selalu berhubungan dengan kegiatan mengetik.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengetik sepuluh jari dalam pembelajaran di sekolah. Masalah yang sering dihadapi guru selama ini yaitu, kurang disiplinnya siswa dalam latihan menggunakan 10 jari. Sehingga hanya sebagian siswa saja yang mampu untuk menerapkannya. Padahal ketrampilan mengetik 10 jari ini sebagai ketrampilan dasar bagi siswa program keahlian Administrasi Perkantoran dalam mengikuti kompetensi-kompetensi selanjutnya. Dimana 75% kompetensi yang ada mensyaratkan untuk menyelesaikan semua tugas yang ada dengan mengetik. Apabila siswa telah terampil mengetik 10 jari, secara otomotis siswa mudah dalam menyelesaiakan tugas-tugas di setiap kompetensi tersebut.
Ketrampilan belajar mengajar perlu memberikan pengalaman belajar yang beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang. Ketrampilan mengetik 10 jari dapat diselenggarakan melalui latihan-latihan secara intensif pada setiap pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pembelajaran mengetik 10 jari, siswa harus selalu diberi latihan-latihan secara intensif, sehingga siswa betul-betul mampu mempraktekkannya dengan baik. Latihan-latihan harus dikelola guru sedemikian rupa sehingga siswa tidak mengalami kebosanan. Dan salah satu cara agar siswa tidak bosan perlu di buat kelompok-kelompok dalam latihan. Kelompok yang terbentuk diharapkan mampu untuk mengontrol masing-masing siswa sehingga disiplin saat latihan dapat terjaga dengan baik. Karena siswa harus bertanggung jawab pada kelompoknya. Di sini guru hanya mengawasi dan memberikan bimbingan saat siswa mengalami kesulitan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu upaya meningkatkan ketrampilan mengetik 10 jari melalui metode latihan secara kelompok dalam pembelajaran mengetik manual pada siswa tingka 1 Administrasi Perkantoran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah dengan metode latihan secara kelompok dapat meningkatkan ketrampilan mengetik 10 jari siswa dalam pembelajaran mengetik manual?

C. Tujuan Penelitian
Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan ketrampilan mengetik 10 jari dengan metode latihan secara kelompok.

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagi siswa
Meningkatkan ketrampilan mengetik 10 jari dalam pembelajaran Mengetik Manual.
Bagi Guru
Dapat dipakai sebagai pedoman bagi para guru khususnya yang mengajar ketrampilan mengetik 10 jari baik dengan mesin ketik manual maupun komputer dalam memilih strategi alternatif yang cocok sebagai metode pembelajaran dalam merancang program pembelajaran
Bagi sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai khasanah ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan penelitian tindakan yang lebih besar lagi lingkupnya di masa mendatang.

















BAB II
LANDASAN TEORI


A. KETRAMPILAN MENGETIK 10 JARI

1. Pengertian Ketrampilan Mengetik

Ketrampilan atau keahlian (skill) adalah merupakan kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan dalam menghadapi tugas-tugas yang bersifat teknis atau non-teknis. Rais dan Saembodo (1996:18) mengatakan kecakapan, ketrampilan (skill) menunjukkan suatu kecakapan atau ketrampilan dalam melaksanakan kegiatan jasmani dan rokhani, kecakapan atau ketrampilan ini diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Begitu juga pernyataan dari Tovey, M (dalam Irianto, 2001:76) mengartikan skill tidak hanya berkaitan dengan keahlian seseorang untuk mengerjakan sesuatu yang bersifat tangible. Selain physical, makna skill juga mengacu pada persoalan mental, manual, motorik, perceptual dan bahkan social abilities seseorang.
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahawa ketrampilan (skill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang baik teknis maupun non teknis melalui tugas, latihan, dan pengalaman.
Mengetik adalah suatu keterampilan yang sangat didambakan oleh setiap orang dalam alam modern, terlebih dalam masa-masa pembangunan. Keterampilan mengetik pada dasarnya dapat dipelajari oleh setiap orang yang telah memiliki dasar pendidikan umum. Kenyataan menunjukkan bahwa telah banyak orang yang dapat mengetik dalam praktek sehari-hari, namun belum semua menguasai atau mempergunakan cara mengetik modern (touch system), sehingga hasil pekerjaan yang diperoleh kurang memuaskan (Djanewar, 1994:11)

2. Keuntungan Mengetik menggunakan Mesin Ketik Manual

Dunia usaha dan industri sangat mengharapkan tenaga kerja yang unggul dan berkualitas, dimana setiap tenaga kerja dituntut bekerja secara ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi pada lingkungan kerja, mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahliannya. Dengan menggunakan mesin ketik dalam penyelesaian pekerjaan kantor, akan diperoleh keuntungan :
a. Semua pekerjaan kantor dapat diselesaikan dengan cepat, jelas, dan rapi.
Sebuah kantor yang belum mempunyai perangkat berteknologi, misalnya komputer, maka untuk menghasilkan berbagai macam dokumen diperlukan mesin ketik manual sebagai mesin produksi. Berbagai macam kegiatan surat menyurat harus diproduksi melalui mesin ketik manual. Hasil dari produk mesin ketik manual dibandingkan dengan tulisan tangan akan jauh lebih cepat, jelas dan rapi.
b. Dengan menggunakan kertas karbon, dapat diketik beberapa lembar pekerjaan yang isi dan bentuknya sama.
Berkaitan dengan point 1, kalau setiap dokumen diproduksi melalui tangan, maka kuantitas hasilnya terbatas. Setiap produksi hanya dihasilkan satu dokumen saja. Berbeda dengan menggunakan mesin ketik manual, maka dengan menggunkan kertas karbon, kuantitas produksi jauh lebih banyak, minimal akan dihasilkan dokumen sejumlah 5 lembar.
c. Dengan menggunakan sheet stencil dapat digandakan dalam jumlah yang besar.
Dalam suatu kondisi, suatu kantor membutuhkan dokumen dengan kuantitas yang banyak, misalnya 500 lembar, maka dengan menggunakan kertas sheet stencil yang kita produksi melalui mesin ketik manual, maka dokumen dapat digandakan sebanyak yang kita inginkan, selama kertas sheet stensil belum rusak.
d. Ada beberapa pekerjaan yang lebih cepat atau hanya bisa dikerjakan dengan mesin ketik manual.
Sebuah kantor yang dokumen-dokumennya sudah tersedia, misalnya formulir, faktur dan sebagainya, dimana dalam dokumen tersebut terdapat tabel-tabel, garis-garis dan isian-isian, maka akan sulit apabila dikerjakan dengan komputer, karena untuk mengisi kolom-kolom tersebut harus mengukur dengan cermat. Oleh karena itu bila dikerjakan oleh komputer akan membutuhkan waktu yang banyak. Dengan demikian agar pekerjaan lebih cepat, jelas dan rapi, maka mesin ketik manual sebagai andalannya.


e. Sumber daya manusia merupakan sumber energi yang lebih murah
Teknologi komputer digerakkan oleh sumber tenaga listrik. Tentunya sumber tenaga ini akan memberikan tambahan pengeluaran bagi suatu kantor. Berbeda dengan mesin ketik manual, sumber tenaga yang menggerakkan adalah manusia, sehingga kantor atau instansi tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan itu. Selain itu, apabila suatu saat tenaga listrik padam, maka komputer tidak bisa dioperasikan seperti halnya mesin ketik manual.
f. Sebagai dasar dalam mengetik menggunakan Komputer
Seorang pegawai kantor yang terampil dalam mengetik 10 jari dengan menggunakan mesin ketik manual akan sangat bermanfaat ketika mereka mengerjakan tugas-tugas dengan komputer. Ketrampilan yang dimiliki akan sangat mendukung kinerja, kualitas dan kerja mereka.


3. Teknik atau metode mengetik.
Teknik atau metode mengetik ada tiga, yaitu:
a. Mengetik 10 Jari
Yaitu teknik mengetik dengan memanfaatkan semua jari tangan. Setiap jari mempunyai tugas sendiri yang harus dilatih satu demi satu dan berkelanjutan, sehingga jari tersebut secara maksimal dan optimal dapat bekerja dengan baik.


b. Mengetik Sistem Buta
Yaitu mengetik tanpa melihat papan huruf atau hasil ketikan pada mesin ketik. Pandangan mata terarah pada naskah yang terletak di sebelah kanan mesin ketik.
c. Mengetik Berirama
Yaitu jarak setiap entakan berikut spasi harus sama, sehingga semua entakan menimbulkan bunyi yang berirama. Untuk dapat mengetik berirama harus sering menggunakan alat musik.
Dari ketiga teknik mengetik di atas yang baik dan sesuai dengan kecepatan dalam menghasilkan dokumen adalah dengan mengetik 10 jari.


4. Sikap Duduk Pada Saat Mengetik
Berikut ini beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik pada saat mengetik, antara lain:
a. Duduklah tegak dengan punggung bersandar pada kursi, kepala lurus, dan selalu memandang kepada bahan/naskah, dan sekali-kali pada hasil pekerjaan.
b. Kaki tidak boleh menggantung, tetapi harus menapak di lantai berdampingan tidak merapat. Sekali-kali jangan disandarkan sandaran kaki di bawah meja. Kaki dapat disandarkan pada sandaran kaki bila posisi kaki dpat membentuk siku-siku.
c. Lengan dari bahu sampai siku-siku harus rapat dengan badan dan dari siku mjendatar sampai pergelangan tangan. Sikap ini harus wajar dan santai, atau duduknya dan menggantungnya tangan itu terasa enak.
d. Jari-jari harus melengkung dengan lemas dan terletak pada tuts basis.
e. Kedua ibu jari punggungnya saling berdampingan dan siap untuk melakukan entakan pada bilah spasi.
f. Kepala dalam sikap bebas untuk melihat ke naskah yang akan diketik.
g. Mata selalu harus melihat pada naskah yang sedang diketik.

5. Penempatan Jari-jari Pada Papan Tuts
Tangan Kiri
Jari Kelingking : Baris Pertama : 1
Baris Kedua : Q
Baris Ketiga : A
Baris Keempat: Z dan Shift Key

Jari Manis : Baris Pertama : 2
Baris Kedua : w
Baris Ketiga : S
Baris Keempat: X
Jari Tengah : Baris Pertama : 3
Baris Kedua : E
Baris Ketiga : D
Baris Keempat: C
Jari Telunjuk : Baris Pertama : 4 dan 5
Baris Kedua : R dan T
Baris Ketiga : F dan G
Baris Keempat: V dan B
Ibu Jari : Baris Kelima : Spasi

Tangan Kanan

Ibu Jari : Baris Kelima : Spasi
Jari Telunjuk : Baris Pertama : 6 dan 7
Baris Kedua : Y dan U
Baris Ketiga : H dan J
Baris Keempat: N dan M
Jari Tengah : Baris Pertama : 8
Baris Kedua : I
Baris Ketiga : K
Baris Keempat: ,
Jari Manis : Baris Pertama : 9
Baris Kedua : O
Baris Ketiga : L
Baris Keempat: .
Jari Kelingking : Baris Pertama : 0
Baris Kedua : P
Baris Ketiga : ;
Baris Keempat: / dan Shift Key

B. METODE DRILL (LATIHAN) SECARA KELOMPOK

1. Metode Drill (latihan)

Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar. Drill wajar digunakan untuk :
a. Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya).
b. Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode latihan (drill), antara lain:
a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
c. Lama latthan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d. Selingilah latihan agar tidak membosankan.
e. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara klasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
Kelebihan dan kelemahan Metode latihan (drill) antara lain:Kelebihan :
a. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
b. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
c. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
d. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
e. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
f. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.



Kelemahan :
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti)


2. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok sangatlah tepat apabila guru bermaksud memupuk kerja sama dan kegotongroyongan di atara siswa dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai metode, kerja kelompok dapat dibentuk dengan dasar, sebagai berikut:
a. Pengelompokan berdasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar, misalnya dalam satu kelompok terdiri dari anak pandai, sedang dan kurang pandai.
b. Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar, misalnya satu kelompok terdiri dari siswa-siswa yang senang olahraga, kelompok lain terdiri dari yang senang kesenian
c. Pengelompokan atas dasar fasilitas yang tersedia
d. Pengelompokan atas dasar peningkatan partisipasi. Cara ini dimaksudkan untuk merangsang setiap siswa agar ikut serta dalam memecahkan masalah dalam hubungan kelompok dan kegotongroyongan.
e. Pengelompokan atas dasar pembagian pekerjaan.
Penyampaian bahan pelajaran dengan mempergunakan metode kerja kelompok dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Langkah pendahuluan
Pada langkah pendahuluan ini perlu mempersiapkan hal-hal berikut:
1) Identifikasi pokok dan sub pokok bahasan serta menentukan bentuk dan jenis kegiatan.
2) Membagi kelas dalam beberapa kelompok
3) Memberikan penjelasan secara menyeluruh tentang tujuan, hal-hal yang harus dikerjakan dan cara-cara mengerjakannya.
4) Mengadakan pembagian kerja bagi masing-masing kelompok.
b. Langkah Pelaksanaan
Masing-masing kelompok melaksanakan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada kelompok. Pada saat kelompok sedang bekerja guru berkeliling memberikan bimbingan dan pengawasan.
c. Langkah Penutup
Masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya. Kelompok lainnya menanggapi.
(Drs. H. Mansyur, 1995:136-137)
Pembelajaran secara kelompok kecil mempunyai keuntungan dan kerugian, antara lain:
a. Keuntungan :
1) Mempermudah komunikasi
2) Meningkatkan interaksi
3) Mendorong keterlibatan
4) Mendorong untuk membantu orang lain dan menerima tanggung jawab
5) Melatih kemampuan bernegosiasi
6) Mengembangkan kemampuan mengambil keputusan
7) Mengembangkan rasa perlu berbagi pendapat.
8) Meningkatkan kerjasama
9) Memungkinkan variasi pembelajaran
10) Guru berkesempatan untuk mengamati, mendengarkan dan mendiagnosis siswa
a. Kerugian
1) Membuat siswa tidak bergairah
2) Membuang waktu jika kemampuan bekerja kelompok kurang
3) Membuang waktu jika mengenalkan konsep baru
4) Mengesampingkan kebutuhan anak pandai dan kurang dari kebutuhan kelompok
5) Mengesampingkan penguasaan materi dari ketrampilan kerja kelompok
6) Anak pandai mendominasi anak kurang
(www.ktiptk.blogspirit.com)
Seperti yang sudah kita semua ketahui, saat banyak orang melakukan kegiatan baik bersama, akan dihasilkan suatu pencapaian positif yang besar. Satu orang tidak dapat berbuat banyak sebagai individu, tapi kelompok dapat melakukan banyak hal.
Kegiatan belajar mengajar perlu memberikan pengalaman belajar yang beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang. Belajar kelompok mempunyai tujuan agar anak dapat bersosialisasi dan bekerjasama, terutama untuk kegiatan yang memerlukan pemecahan masalah bersama. Melatih anak belajar kelompok, berarti juga menyiapkan anak untuk menjadi dewasa yang bisa bekerjasama dengan orang lain. Dalam kenyataan sehari-hari, yang membuat manusia sukses adalah kemampuannya menerapkan kecerdasan untuk bekerjasama dengan orang lain dalam mencapai tujuan bersama.
Dari pembahasan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pencapaian ketrampilan mengetik 10 jari siswa perlu diberikan latihan-latihan yang efektif agar siswa mampu untuk menggunakan metode 10 jari dalam mengetik. Latihan-latihan dibuat bervariasi agar tidak menimbulkan kebosanan bagi setiap siswa. Karena latihan-latihan yang monoton akan membuat siswa kurang tertantang dan pada akhirnya siswa akan mengalami minimnya kreativitas dalam menyelesaikan setiap tugas dari guru. Oleh karena itu pada pembelajaran mengetik manual khususnya, latihan-latihan mengetik 10 jari perlu dibuat kelompok kerja. Dimana siswa dikelompokkan menurut tingkat kemampuan awal yang dimiliki oleh setiap siswa sehingga setiap siswa akan timbul persaingan dalam latihan. Masing-masing kelompok kerja diberi tugas untuk menyelesaikan soal latihan untuk menyelesaikan tugas tersebut sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Sebelum siswa memulai latihan, guru terlebih dahulu memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dilatihkan. Setelah siswa jelas dengan materi yang disampaikan guru, guru kemudian memberikan soal latihan untuk diselesaikan. Guru mengawasi siswa saat latihan, dan memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Setelah latihan selesai masing-masing kelompok mengevaluasi kerja setiap anggotanya. Evaluasi ini meliputi, sejauh mana siswa mampu menyelesaikan tugas latihannya dengan standar waktu yang ditentukan, seberapa banyak kesalahan ketik yang dilakukan setiap siswa dalam kelompok tersebut. Hasil latihan ini digunakan sebagai tolok ukur pada saat latihan berikutnya. Sehingga latihan berikutnya targetnya harus lebih baik dari sebelumnya, yaitu hasil ketikan rapi, benar (tingkat kesalahan ketik kecil) dan cepat.
Dengan latihan secara kelompok seperti ini, siswa mampu mengontrol sendiri sampai sejauh mana tingkat kemampuan mengetik 10 jarinya dibandingkan dengan kemampuan yang diperoleh teman dalam satu timnya. Jika terdapat siswa yang masih belum mampu menyesuaikan dengan kelompoknya, siswa tersebut kemudian dipindah ke kelompok lain. Sehingga dengan demikian siswa benar-benar tertantang untuk bisa menyesuaikan diri dengan kelompoknya yang baru.

C. HIPOTESA TINDAKAN
Apabila kepada siswa diberikan pembelajaran dengan metode latihan secara kelompok sesering mungkin saat mengetik, maka siswa akan mampu mengetik 10 jari dengan terampil.



















BAB III
METODE PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Toggart, dimana pelaksanaan penelitian tindakan mencakup empat langkah yaitu:
a. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan
b. Melaksanakan tindakan dan pengamatan/pemantauan/monitoring
c. Refleksi hasil pengamatan
d. Perubahan/revisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya

2. Latar Belakang Subyek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di SMK Bhakti Karya 1 Magelang, Jawa Tengah yang mempunyai jumlah siswa siswa dengan jumlah kelas I ada 5 kelas, kelas II ada 5 kelas, dan kelas III ada 5 kelas. Sedangkan jumlah guru seluruhnya sebanyak 33 guru.

3. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan dilakukan pada siswa kelas 1, Program Keahlian Administrasi Perkantoran dengan jumlah siswa 32 siswa. Selain itu dilakukan juga pada guru Mengetik di kelas tersebut. Obyek Penelitian adalah Ketrampilan dan Pembelajaran.

4. Faktor yang Diteliti
Ada beberapa faktor yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Faktor siswa
Mengamati ketrampilan siswa dalam latihan mengetik 10 jari.
b. Faktor Guru
Mengamati cara guru dalam merencanakan pembelajaran serta bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas,. Apakah sudah mencakup cara belajar dengan metode latihan secara kelompok yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

5. Cara Pengumpulan Data
a. Sumber Data
Sumber data untuk Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu Siswa di Kelas 1 Administrasi Perkantoran, SMK Bhakti Karya 1 Magelang, dan Guru Mata Pelajaran Mengetik di Kelas tersebut.
b. Jenis Data
Hasil belajar
Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.

c. Cara Pengumpulan Data
1. Data hasil belajar diambil dengan cara memberikan soal latihan praktek harian (Job sheet). Hasil dari latihan tersebut kemudian dianalisa.
2. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya penelitian tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.
B. PROSEDUR PENELITIAN
1. Langkah pendahuluan
Pada langkah pendahuluan ini perlu mempersiapkan hal-hal berikut:
a) Identifikasi pokok dan sub pokok bahasan serta menentukan bentuk dan jenis kegiatan.
b) Membagi kelas dalam beberapa kelompok
c) Memberikan penjelasan secara menyeluruh tentang tujuan, hal-hal yang harus dikerjakan dan cara-cara mengerjakannya.
d) Mengadakan pembagian kerja bagi masing-masing kelompok.
2. Langkah Pelaksanaan
Masing-masing kelompok melaksanakan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada kelompok. Pada saat kelompok sedang bekerja guru berkeliling memberikan bimbingan dan pengawasan.
3. Langkah Penutup
Masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya dan mengevaluasi hasil kerja kelompoknya tersebut. Dari hasil latihan siswa tersebut, kemudian guru menganalisa tingkat kecepatan dan ketelitian dalam mengetik setiap siswa sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan guru. Sebagai contoh : Latihan Mengetik Kecepatan hingga 80 entakan per menit dengan tingkat ketelitian 95%. Guru mengelompokkan siswa sesuai dengan kemampuan yang telah diperoleh dalam latihan tersebut. Untuk siswa-siswa yang belum memenuhi strandar kecepatan dan ketelitian, diberi latihan yang sama, dan dijadikan satu dalam satu kelompok. Siswa yang telah memenuhi standar kecepatan dan ketelitian diberi latihan yang berbeda sehingga ketrampilan mengetik 10 jarinya terus meningkat.

1 komentar:

  1. Casino at Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
    Casino at Borgata 보령 출장마사지 Hotel 사천 출장샵 Casino 정읍 출장마사지 & Spa. MapYO - 1 Borgata Way, Atlantic City, NJ 08401. Directions · (609) 317-5000. Call Now · More Info. 안성 출장마사지 Hours, Accepts Credit 충청북도 출장안마 Cards,  Rating: 3.1 · ‎1,889 votes · ‎Price range: $31

    BalasHapus